Kaltara,Radar Tribun – Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, baru-baru ini menetapkan anggaran Makan Bergizi Gratis (MBG) sebesar Rp10 ribu per porsi, mengalami pengurangan dari Rp15 ribu sebelumnya. Namun, kebijakan ini menuai kritik dari Akademisi UBT dan Pengamat Ekonomi, Margiyono.
Margiyono menilai program MBG terkesan dipaksakan karena belum matangnya persiapan tahapan dan finansial. “Kebijakan ini lebih bersifat populis daripada strategis jangka panjang,” ujarnya. Margiyono melihat beberapa kelemahan dalam program ini:
– Penentuan harga yang tidak realistis
– Kurangnya juknis dan penganggaran
– Tidak adanya riset pra-program
– Persiapan yang belum matang
Dengan anggaran Rp10 ribu per porsi, Margiyono meragukan kemampuan program ini untuk diterapkan di seluruh Indonesia. “Tidak mungkin semua daerah bisa mendapatkan makanan bergizi dengan harga 10-15 ribu,” ujarnya. Ia menyarankan pemerintah untuk tidak menyamaratakan anggaran dan mempertimbangkan perbedaan nilai ekonomis di setiap daerah.(Red)