KADIN Kalsel Laporkan Roti Aoka, BBPOM Berikan Penjelasan

oleh -32 Dilihat
oleh
Roti Aoka Diduga Berbahaya, Tunggu Rilis BPPOM Pusat

Palangka Raya, Radar Tribun -Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) telah melaporkan dugaan adanya bahan berbahaya dalam roti Aoka kepada Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Banjarmasin. Tim Kerja Informasi dan Komunikasi BBPOM Palangka Raya, Wahyuti, menjelaskan bahwa produk Aoka sebelumnya telah mendapatkan pengawasan pada bulan Mei.

Dari hasil uji yang dilakukan terhadap tiga varian roti Aoka, ditemukan bahwa produk tersebut memenuhi standar parameter uji kritis yang telah ditetapkan. Wahyuti mengungkapkan bahwa setiap produk pangan olahan yang sudah terdaftar di BPOM telah melewati proses penjaminan standar keamanan sebelum didistribusikan.

Pemeriksaan lanjutan terhadap roti Aoka juga dilakukan setelah produk tersebut mengalami proses distribusi ke pasaran. Parameter pengujian yang dilakukan sesuai dengan pedoman sampling yang telah ditetapkan BPOM. Meskipun begitu, laporan dugaan adanya bahan berbahaya dalam roti Aoka tetap menjadi perhatian serius oleh BPOM.

BBPOM sedang menunggu informasi resmi dari pusat terkait untuk memberikan pemberitahuan kepada masyarakat terkait isu roti Aoka. Proses registrasi dan pengawasan terhadap produk pangan olahan menjadi upaya untuk memastikan keamanan dan kualitas produk yang beredar di masyarakat.

Wahyuti menjelaskan bahwa penambahan bahan tambahan pangan, seperti pengawet, dalam proses pembuatan roti harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penggunaan pengawet harus memperhatikan batas Acceptable Daily Consumption (ADI) agar kualitas dan keamanan produk terjaga.

Ia juga menekankan pentingnya BPOM sebagai lembaga pengawas untuk memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya kepada masyarakat. Imbauan diberikan agar masyarakat selalu mempertimbangkan sumber informasi yang sah, termasuk dari BPOM untuk memastikan keselamatan konsumsi pangan.(Red)

Baca Juga :  Elektabilitas Agustiar Sabran Tinggi, Dibayangi Abdul Razak