Kritik dan Klarifikasi Yohannes Freddy Ering Terkait Kebakaran Gereja Maranatha Palangka Raya

Freddy Ering

Palangka Raya,Radar Tribun-Sebuah postingan yang dibuat oleh Yohannes Freddy Ering, mantan anggota DPRD Kalimantan Tengah, mengenai kinerja petugas dan relawan pemadam kebakaran pasca kebakaran Gereja Maranatha di Jalan P Diponegoro, Kota Palangka Raya, menuai banyak kritik. Dalam unggahannya yang viral pada Selasa (24/9/2024), Freddy menilai petugas pemadam kebakaran kurang sigap dalam menangani kebakaran yang menghanguskan gereja tersebut, meskipun lokasi kebakaran berada di jalan protokol dan markas pemadam kebakaran tidak jauh dari lokasi.

 

Dalam postingan yang dipublikasikan di akun Facebooknya, Freddy Ering mengungkapkan rasa kecewanya terhadap petugas pemadam kebakaran yang ia anggap tidak cepat dalam menangani api yang berkobar di Gereja Maranatha. Menurutnya, dengan posisi gereja yang berada di jalan utama dan dekat dengan markas pemadam, kebakaran seharusnya dapat segera dikendalikan, sehingga tidak mengakibatkan kerusakan yang lebih parah.

“Apinya bisa dikendalikan, dan tidak sampai menghanguskan sebagian besar gedung gereja. Kenapa kurang sigap?” tulis Freddy dalam postingan tersebut.

Tak hanya itu, Freddy juga menyoroti kesiapsiagaan petugas yang dinilai kurang mengingat musim kemarau yang panjang telah meningkatkan potensi kebakaran. “Aparat pemadam harusnya sudah dalam kesiapsiagaan yang tinggi dalam mengantisipasi ancaman kebakaran,” tambah Freddy.

 

Pernyataan Freddy ini mendapatkan tanggapan keras dari Ketua Emergency Response Palangka Raya (ERP), Jean Steve. Jean Steve merasa kecewa dengan pernyataan Freddy yang dianggap menyudutkan petugas pemadam kebakaran tanpa memahami situasi di lapangan.

“Kurang sigap apa lagi bapak tim damkar? Kami, bukan hanya pemerintah kota, tapi juga tim kebakaran swasta, sudah berusaha keras,” ungkap Jean Steve. Ia menambahkan bahwa para relawan hingga malam hari masih berusaha memadamkan api, meskipun tanpa bantuan dari pihak lain.

Baca Juga :  "Paslon Nomor Urut 1,Heriyus-Rahmanto Unggul Dalam Debat Pertama Di GPU Tira tangka Balang"

Jean juga menyarankan agar Freddy tidak terlalu banyak berkomentar jika tidak mengetahui kondisi di lapangan, dan mengingatkan bahwa pemadaman kebakaran adalah tugas berat yang memerlukan apresiasi, bukan kritik yang tidak berdasar.

 

Setelah menerima kritik dari netizen, petugas, dan relawan pemadam kebakaran, Freddy Ering kembali menulis postingan di akun Facebook-nya untuk memberikan klarifikasi terkait komentarnya. Ia mengakui bahwa reaksinya muncul sebagai warga Kota Palangka Raya yang merasa kehilangan gereja yang sangat dicintainya.

Freddy mengungkapkan beberapa hal yang menjadi pertimbangannya dalam memberikan kritik, antara lain:

  1. Reaksi Spontan: Freddy menegaskan bahwa sebagai warga dan umat gereja, reaksi spontan atas kebakaran adalah hal yang wajar. Ia merasa sangat kehilangan gereja yang menjadi tempat ibadah mereka.
  2. Kesulitan Memadamkan Api: Freddy mengerti bahwa api berasal dari bagian atas bangunan gereja yang tinggi, sehingga sulit untuk dikendalikan.
  3. Kurangnya Hydrant: Freddy juga menyayangkan tidak adanya hydrant di lokasi kebakaran. Ia menilai bahwa Pemkot Palangka Raya harus menyediakan hydrant di titik-titik strategis untuk mempermudah pemadaman.
  4. Keterbatasan Peralatan Pemadam Kebakaran: Freddy mengungkapkan bahwa petugas pemadam kebakaran kekurangan peralatan yang memadai, terutama untuk menangani kebakaran pada bangunan tinggi.
  5. Kesejahteraan Petugas dan Relawan: Freddy juga mencatat bahwa petugas damkar dan relawan harus mendapatkan perhatian lebih dalam hal kesejahteraan dan fasilitas yang mendukung pekerjaan mereka.
  6. Permintaan Maaf: Akhirnya, Freddy menyampaikan permohonan maaf atas pernyataannya yang menyebutkan “kurang sigap,” dan mengakui perjuangan keras yang telah dilakukan oleh petugas dan relawan pemadam kebakaran.

 

Kasus kebakaran Gereja Maranatha di Palangka Raya bukan hanya menjadi ujian bagi para petugas pemadam kebakaran, tetapi juga menjadi momen bagi masyarakat untuk lebih memahami tantangan yang dihadapi dalam penanggulangan kebakaran. Walaupun Freddy Ering mengkritik kinerja petugas, ia akhirnya menyampaikan permintaan maaf dan memberikan apresiasi atas usaha yang telah dilakukan oleh petugas dan relawan yang terlibat. Diharapkan ke depannya, semua pihak dapat bekerja sama untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan peralatan penanggulangan kebakaran di Palangka Raya.(Red)

Baca Juga :  Dinas Pemadam Kebakaran Kobar Tangani 208 Kejadian Kebakaran dan Non-Kebakaran pada 2024

Pos terkait